Disfungsi keluarga merujuk pada situasi di mana anggota keluarga tidak mampu menjalankan peran mereka atau tidak berfungsi sebagai bagian dari sistem yang saling terhubung. Keluarga disfungsional dapat ditandai dengan kurangnya komunikasi pada setiap anggota keluarga. Kurangnya komunikasi dapat memicu terjadinya pertengkaran akibat tidak saling memahami. Keluarga disfungsional juga dapat ditandai oleh beberapa faktor lainnya, seperti kekerasan dalam rumah tangga, penggunaan obat-obatan dan alkohol, kemiskinan, tingkat stres yang tinggi, konflik antar anggota keluarga dan perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana disfungsi keluarga direpresentasikan dalam video klip “Satu Hari Lagi” karya Hindia melalui analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Analisis dilakukan dengan menggunakan segitiga makna, yaitu sign, object dan interpretant. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam adegan dalam video klip Satu Hari Lagi yang merepresentasikan disfungsi keluarga. Disfungsi keluarga yang terdapat dalam adegan-adegan tersebut yaitu ketidakhadiran ayah atau hilangnya peran ayah dalam keluarga, adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hubungan komunikasi antar keluarga yang buruk, dan kurangnya dukungan emosional dari orang tua.

Kata Kunci: Disfungsi Keluarga, Semiotika, Charles Sanders Peirce