Perubahan iklim merupakan krisis multidimensional yang menuntut solusi inovatif dan berkelanjutan, salah satunya melalui teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Penelitian ini menggunakan teori framing untuk menganalisis bagaimana Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membingkai proyek CCS sebagai bagian dari strategi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada narasumber dari sektor pemerintah, industri, dan organisasi lingkungan, serta analisis dokumen sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemenko Marves memposisikan CCS sebagai upaya strategis untuk mendukung keberlanjutan ekonomi sekaligus mengurangi risiko lingkungan. Namun, ditemukan ketidaksinambungan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan organisasi lingkungan, yang berdampak pada rendahnya kesadaran publik serta munculnya kritik terhadap efektivitas dan potensi risiko dari proyek CCS. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi komunikasi lingkungan pemerintah perlu diperbaiki agar lebih transparan, partisipatif, dan menjamin hak publik atas informasi lingkungan, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi pembuat kebijakan dalam meningkatkan penerimaan publik terhadap proyek CCS dan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kata Kunci:Carbon Capture and Storage (CCS), Framing Kebijakan, Komunikasi Lingkungan, Perubahan Iklim, Kemenko Marves