Semakin meningkatnya perilaku belanja online, minat pada furnitur ramah lingkungan, dan meningkatnya kebutuhan akan custom furnitur yang fungsional dan nyaman, mempengaruhi perubahan desain dan pangsa pasar pada industri Home and Living. Salah satu perubahan yang dapat ditemukan yaitu adanya inovasi gaya baru konsep interior dan produk Home Furnishings bernama Japandi. Konsep Japandi, Japanese Scandinavian ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh perusahaan bernama Dekoruma di tahun 2015. Selama 9 tahun ini, Dekoruma banyak mendapatkan E-WoM ulasan konsumen terutama di tahun 2022 – 2023 dimana Dekoruma membuka lebih dari 30 toko offline di Indonesia, melakukan pemasaran online dengan mengeluarkan campaign #SatuSudutDulu dan #EnaknyaAdaDekoruma. Namun, dibalik itu semua, Ekuitas Merek dan penjualan Dekoruma ternyata mengalami tren penurunan Dimana tidak berbanding lurus dengan banyaknya E-WoM yang didapat. Dengan menerapkan teori ELM, penelitian ini bertujuan untuk menyelediki apakah E-WoM dan Ekuitas Merek mempengaruhi keputusan pembelian di Dekoruma untuk mengetahui bagaimana sebenarnya konsumen Dekoruma memproses informasi. Peneliti menggunakan metodologi kuantitatif dengan non-probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 230 responden yang pernah melakukan pembelian di Dekoruma dan membaca ulasan konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa E-WoM dan Ekuitas Merek secara kuat mempengaruhi keputusan pembelian produk di Dekoruma dengan koefisien korelasi E-WoM terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0,669 dan koefisien korelasi Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0,775. Hasil pembahasan teori ELM terlihat juga bahwa konsumen Dekoruma memproses informasi melalui jalur Central.


Kata Kunci: E-WoM, Ekuitas Merek, Home Furnishings, Japandi, Keputusan Pembelian