Lingkungan hidup merupakan isu global yang juga bagian dari Sustainable Development Goals. Salah satu isu lingkungan yang paling serius adalah ekosistem lahan gambut. Kebakaran hutan dan lahan hebat di lahan gambut beberapa kali terjadi di Indonesia dan menyebabkan dampak buruk baik itu dari aspek kesehatan, lingkungan, sosial budaya hingga hubungan politik dengan negara tetangga. Sebagai upaya mitigasi kerusakan lahan gambut, pemerintah Indonesia membentuk Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang bertugas melakukan percepatan restorasi gambut di wilayah kritis. Dalam melakukan kerjanya, BRGM seringkali mendapat penolakan terkait ajakan restorasi gambut. Salah satunya adalah Desa Kempas Jaya, Kabupaten Tanjung Barat Provinsi Jambi. Namun setelah dilakukan pendekatan, desa tersebut akhirnya terbuka, dan kini secara mandiri menjaga ekosistem gambut di lingkungannya hingga tidak ada lagi karhutla selama beberapa tahun terakhTujuan dari tesis ini untuk mengetahui komunikasi lingkungan yang dilakukan BRGM dalam pelaksanaan restorasi gambut di tingkat desa. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis menggunakan strategi komunikasi lingkungan dan two step flow communication. Dalam melakukan pendekatan di Desa Kempas Jaya, BRGM melakukan pendekatan dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat, serta menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di desa.


Kata Kunci: Badan Resortasi Gambut dan Mangrove, Gambut, Karhutla, Komunikasi Lingkungan, Desa