Indonesia menjadi negara aging society atau negara dengan populasi yang relatif tua dimana usia tua diprediksi terus meningkat hingga 48,2 juta orang atau 15,77% pada tahun 2035 (Rokom, 2019). Seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah sampai pihak swasta perlu memerhatikan dan memberdayakan para lansia agar dapat hidup berdampingan seperti yang dilakukan oleh Uma Oma Café. Melalui pemberdayaan lansia di kafe, Uma Oma turut berkontribusi dalam pemberdayaan lansia agar tetap sehat, aktif, produktif serta membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik. Dengan mengusung konsep diferensiasi pemasaran yang berbeda dengan kafe lainnya di wilayah DKI Jakarta membuat mereka dapat bersaing. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan pemberdayaan lansia di Uma Oma Cafe sebagai diferensiasi pemasaran yang menjadi emotional branding rindu kampung halaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam sesuai pada konsep diferensiasi pemasaran, brand distinction dan konsep pemberdayaan lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uma Oma telah menerapkan pemberdayaan lansia dilihat dari aspek aspek kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan mereka dimana dari konsep pemberdayaan tersebut menjadi diferensiasi pemasaran dan brand distinction dengan pesaingnya sehingga terbentuk emotional branding yaitu melibatkan hubungan emosional pelanggan dengan kehadiran oma dan perasaan rindu kampung halaman.


Kata Kunci: brand distinction, diferensiasi pemasaran, emotional branding, kafe, lanjut usia (lansia), pemberdayaan.