Industri perfilman Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan pasca pandemi Covid-19, dengan jumlah penonton bioskop meningkat lebih dari 2 juta orang pada tahun 2022. Pertumbuhan ini meningkatkan persaingan dalam industri, sehingga keberhasilan sebuah film tidak lagi bergantung pada Intellectual Property (IP) besar atau aktor papan atas saja. Diperlukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk menarik penonton dan meraih predikat box office. Tesis ini menganalisis Segmentation, Targeting, and Positioning (STP) serta penerapan Integrated Marketing Communication (IMC) pada film "Gampang Cuan". Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi segmen pasar, target pasar utama, dan posisi film dibandingkan kompetitor. Saluran IMC yang dianalisis meliputi advertising, personal selling, social media, PR & publicity, event and promotion, mobile marketing, dan direct marketing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Temata Studios menargetkan audiens sesuai dengan tema film yang dijabarkan berdasarkan demografis, usia, SES, preferensi film, dan karakteristik penonton. Dalam penerapan IMC, saluran advertising, social media, PR & publicity, dan event promotion memberikan kontribusi signifikan. Kesesuaian narasi utama dengan distribusi konten menjadi faktor keberhasilan pemasaran film. Dengan analisis STP yang tepat dan penerapan IMC yang efektif, film "Gampang Cuan" berhasil menjadi film drama komedi terlaris tahun 2023.

Kata Kunci: Film Gampang Cuan; Segmentation, Targeting, and Positioning (STP); Integrated Marketing Communication (IMC); Komunikasi Pemasaran.