Perundungan masih banyak terjadi di sekolah tingkat SD dan SMP Indonesia. Diperlukan program intervensi preventif dan pemulihan perundungan di lingkungan sekolah. Zero Bully Zone dilahirkan dengan tujuan memberikan solusi pencegahan dan pemberantasan perundungan di tingkat SD dan SMP Indonesia sehingga terciptanya sekolah tanpa perundungan, melalui penyediaan sarana pelaporan, penyebaran atribut edukasi, dan sosialisasi publik. Proyek ini menggunakan konsep Brand, AISAS, dan The Conscious Parent. Perencanaan pemasaran menggunakan konsep Integrated Marketing Communication (IMC), AISAS, 8P Bauran Pemasaran, dan Zero-Based Planning. Tujuan dari proyek ini adalah mengkomunikasikan gerakan Zero Bully Zone agar sekolah bergegas melakukan perubahan perundungan. Objektif dalam 1 tahun pertama, 80% target audiens mengetahui serta mengimplementasikan gerakan Zero Bully Zone. Hasil dari tes pasar kepada murid, orang tua, dan guru (semua tingkat SD dan SMP), menunjukkan bahwa perencanaan startegi komunikasi gerakan Zero Bully Zone mudah dipahami dan diterima. Dari temuan yang ada, disimpulkan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut yang melibatkan para ahli, komunitas, kepolisian, dan pemerintah untuk memastikan gerakan tajam dan tepat sasaran, serta pentingnya keterlibatan semua pihak masyarakat agar pelaksanaan Zero Bully Zone di sekolah dapat efektif memberatas perundungan.



Kata Kunci: Gerakan, Perundungan, Sekolah, The Conscious Parenting, Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)