"Pada akhir bulan Februari tahun 2023 Kementerian Keuagan Republik Indonesia mengalami situasi krisis yang ditandai dengan munculnya berbagai pemberitaan buruk dan sentimen negatif dari media dan masyarakat Indonesia. Hal ini bermula dari kasus pidana penganiayaan yang dilakukan oleh anak dari salah salah satu pegawai Kementerian Keuangan bernama Mario Dandy Setiawan (MDS).
Walau tidak berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan, kasus tersebut memantik kemarahan publik yang berakibat munculnya sikap skeptis dan keraguan masyarakat kepada integritas pegawai Kementerian Keuangan. Tidak berselang lama setelah kasus MDS mencuat, pemberitaan negatif tentang Kementerian Keuangan bermunculan seperti gaya hidup mewah oknum pegawai, ketidakpatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN), dan indikasi aliran dana mencurigakan senilai 349 Triliun di Kementerian Keuangan.
Penelitian ini meneliti komunikasi krisis yang dilakukan Kementerian Keuangan yang dilihat dengan pendekatan Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengumpulan dokumentasi pemberitaan berbagai media.
Hasil Penelitian menemukan bahwa Kementerian Keuangan telah menerapkan manajemen krisis disetiap fase pra krisis, krisis, dan post krisis. Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan menggunakan dua strategi respon utama yaitu Deminish dan Rebuild yang pada beberapa kasus dikombinasikan dengan Reinforcing/Bolstering strategies.
"

Kata Kunci: Komunikasi Krisis, Kementerian Keuangan, SCCT.