Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup manusia, industri fashion telah mengalami transformasi signifikan, menjadikannya salah satu sektor utama dalam industri kreatif. Fashion kini bukan hanya sebagai kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai alat ekspresi diri dan identitas pribadi. Di Indonesia, industri fashion lokal mengalami pertumbuhan pesat, terutama dalam segmen streetwear yang semakin populer di kalangan anak muda. Salah satu merek lokal yang mencuri perhatian adalah Vicious Pain, yang berfokus pada streetwear dan memanfaatkan sosial media Instagram sebagai branding marketing PR mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi branding marketing PR Vicious Pain melalui media sosial Instagram. Mengacu pada teori Ven Galder mengenai strategi branding, konsep identitas merek dari David Aaker dan Erich, komponen Instagram menurut Lutrell, serta strategi marketing PR dari Thomas L. Harris. Studi ini mengevaluasi penerapan konsep-konsep tersebut dalam branding marketing PR Vicious Pain. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, yang melibatkan pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber, termasuk studi kasus, observasi media sosial, dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa branding Vicious Pain di pengaruhi oleh kepemilikan pemilik brand yaitu Andi Mohammad Fath, mencerminkan visual yang terinsipirasi oleh genre musik. Vicious Pain mengimplementasikan berbagai strategi marketing PR dalam meningkatkan visibilitas dan engagement serta pengoptimalannya dalam penggunaan sosial media dengan mengintegrasikan berbagai fitur Instagram. Secara keseluruhan, Vicious Pain menunjukkan pemahaman yang baik tentang branding marketing PR di Instagram namun harus mengembangkan strategi lainnya untuk memperkuat kehadiran merek mereka.

Industri Fashion, Streetwear, Vicious Pain, Branding Marketing PR, Sosial Media Instagram