Maraknya pengguna internet di Indonesia menjadi kesempatan bagi partai politik untuk terjun kepada dunia digital dalam menyebarkan pesan-pesan yang berkaitan dengan politik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi media sosial Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai antikorupsi. Penelitian ini memilih untuk melihat TikTok sebagai aplikasi media sosial karena video yang menggunakan format durasi pendek dapat memudahkan penerimaan pesan yang ingin kepada audiens muda. Fokus penelitian ini adalah strategi PSI dalam menyampaikan pesan-pesan utama mereka melalui konten antikorupsi yang berkaitan dengan #BersihBersihDPR, #SahkanRUUPerampasanAset, sampai konten hiburan di TikTok. Menggunakan teori 4 Pilar Strategi Media Sosial yang diusulkan oleh Safko dan Brake yaitu komunikasi, kolaborasi, edukasi, dan hiburan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten TikTok PSI menurut konfirmasi pengikut akun, berhasil menarik perhatian publik tentang isu antikorupsi. Namun, masih terdapat kekurangan dalam upaya kolaborasi dengan pihak eksternal yang dapat memperluas jangkauan dan dampak dari kampanye edukasi mereka. Salah satu kekuatan utama strategi komunikasi PSI adalah pendekatan mereka yang sesuai dengan anak muda sebagai target audiens pada TikTok dibuktikan dengan adanya konten hiburan yang dikemas secara unik. Pesan yang disampaikan secara konsisten berfokus pada isu-isu politik yang relevan dengan citra antikorupsi. Saran untuk penelitian ini bahwa PSI dapat lebih konsisten dalam menyebarkan pesan antikorupsi, selain itu penelitian lanjutan juga dapat dilakukan dengan fokus kepada konten yang berbeda tergantung dari momentum yang ada.

Strategi Media Sosial, Citra Politik, TikTok, Antikorupsi.