Kasus yang melibatkan petinggi suatu organisasi seringkali mendapat perhatian besar karena berdampak pada citra organisasi dan masyarakat. Berita negatif tentang pejabat tinggi lembaga dapat sangat merusak citra lembaga tersebut di mata masyarakat. Dinas Penerangan TNI AU (DISPENAU) sebagai unit kehumasan bertugas menjaga citra TNI AU, khususnya dalam mengelola pemberitaan negatif yang tersebar melalui media online. Penelitian ini mengkaji peran DISPENAU dalam memulihkan citra positif lembaga pasca pemberitaan negatif khususnya online mengenai petinggi TNI AU yang terlibat insiden. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan pendekatan kualitatif, memanfaatkan Teori Restorasi Citra William L. Benoit, yang mencakup unsur-unsur seperti Penyangkalan, Penghindaran Tanggung Jawab, Mengurangi Ketersinggungan Tindakan, Tindakan Korektif, dan Mortifikasi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan beberapa anggota DISPENAU dan analisis dokumen terkait peran DISPENAU di lingkungan TNI AU. Temuan menunjukkan bahwa dalam penanganan kasus yang melibatkan pejabat tinggi, khususnya di lingkungan institusi militer TNI AU, peran DISPENAU sebagai humas sangatlah penting. Meski para pejabat tinggi berpengaruh besar terhadap citra lembaga, namun DISPENAU bertanggung jawab menjaga citra TNI AU dengan menegaskan bahwa keterlibatan tersebut merupakan kesalahan individu dan tidak mencerminkan nilai dan prinsip lembaga. Dalam menyikapi situasi krisis dan memulihkan citra lembaga, penggunaan teori strategi komunikasi Restorasi Citra merupakan salah satu cara kerja DISPENAU dalam memperbaiki citra tersebut. Tindakan restoratif ini bertujuan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan memulihkan reputasi yang tercoreng, khususnya pasca krisis di lingkungan TNI AU.

Kata Kunci:Teori Perbaikan Citra, Dinas Penerangan TNI AU, Citra Institusi, Petinggi, Pemberitaan Negatif