Melalui analisis mendalam, penelitian ini menganalisa fenomena bagaimana taksi Bluebird dalam mempertahankan posisi pasar dan loyalitas penggunanya terlepas dari pergesaran teknologi yang cepat dan persaingan yang didominasi oleh platform taksi online lainnya. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk memahami hubungan sebab akibat di antara konstruk-konstruk tersebut berdasarkan landasan teori Uses and Gratification oleh Elihu Katz. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terstruktur yang dibagi menjadi demografi dan konstruk utama, yang diberikan kepada sampel purposif individu berusia antara 20-60 tahun yang telah menggunakan layanan taksi Bluebird. Teknik pengambilan sampel non-probability dan purposive sampling memastikan pemilihan responden yang relevan, yang mencakup spektrum pengalaman dan persepsi yang luas. Analisis terhadap tanggapan dari 251 responden menunjukkan bahwa pengalaman merek secara langsung mempengaruhi loyalitas namun kepuasan merek tidak berpengaruh signifikan mempengaruhi loyalitas merek; sebaliknya, mediator seperti keterikatan emosional dan kecintaan pada merek memainkan peran penting dalam menjembatani pengalaman dengan loyalitas. Studi ini menegaskan bahwa konstruk terkuat dari loyalitas adalah kecintaan terhadap merek, yang menekankan betapa pentingnya ikatan emosional dalam interaksi antara konsumen dan merek. Studi ini tidak hanya berkontribusi pada pengetahuan akademis tentang bagaimana loyalitas merek bekerja di industri jasa, tetapi juga menawarkan wawasan praktis yang dapat digunakan untuk memperkuat strategi pemeliharaan pelanggan di pasar layanan taksi yang kompetitif.

Kata kunci: Brand experience, Brand satisfaction, Brand love, Brand loyalty, Emotional brand attachment