Indonesia memiliki beragam kebudaya yang telah meraih pengakuan dari kancah internasional. Salah satunya adalah seni pertunjukan wayang orang yang berasal dari kebudayaan Jawa yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Lisan dan Budaya Takbenda Manusia sejak tahun 2003. Semakin berkembangnya teknologi membuat seni wayang orang menjadi terancam terlupakan karena generasi Z cenderung mengikuti perkembangan budaya luar. Peran generasi Z dalam melestarikan keragaman budaya menjadi sangat penting. Dari sinilah muncul gagasan untuk menyelenggarakan Pertunjukan Wayang Orang "Jendhelo" sebagai bagian dari upaya mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya Jawa kepada generasi Z, dengan memanfaatkan teori event management process yang dikembangkan oleh Goldblatt. Konsep ini akan menunjukkan bagaimana aspek-aspek seperti penyelenggaraan acara, dan strategi promosi dapat diimplementasikan untuk menekankan pentingnya adaptasi budaya terhadap perkembangan zaman guna menjaga relevansi dalam konteks pemasaran. Dengan pemanfaatan teknologi dan media sosial, diharapkan Pertunjukan Wayang Orang Jendhelo mampu menjangkau dan memengaruhi audiens secara lebih luas dan mendalam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi penyelenggara acara dan para pemasar untuk memaksimalkan potensi pertunjukan Wayang Orang sebagai alat komunikasi pemasaran yang efektif, sambil menjaga integritas dan keaslian budaya Jawa. Melalui penggabungan seni tradisional dengan strategi pemasaran modern, pertunjukan Wayang Orang Jendhelo memiliki potensi besar untuk memperkuat identitas budaya dan mengenalkan kekayaan warisan budaya Jawa kepada generasi Z yang semakin terhubung dengan dunia digital.

Kata Kunci: Event Management Process, Strategi Komunikasi Pemasaran, Wayang Orang, Warisan Budaya Jawa, Generasi Z.