Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi gastrodiplomasi yang diterapkan oleh Indonesia selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada tahun 2022. Teori diplomasi publik digunakan dalam penelitian dikarenakan gastrodiplomasi merupakan bagian dari elemen diplomasi publik yang diimplementasikan pada acara KTT G20 di Bali untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara kepada para pemimpin dunia dan memperkuat citra positif Indonesia di mata internasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis konten, di mana data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti laporan resmi, publikasi media, dan literatur akademis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi gastrodiplomasi melalui penyajian makanan khas Indonesia berhasil meningkatkan apresiasi terhadap budaya Indonesia dan memperkuat hubungan diplomatik. Tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan strategi ini meliputi aspek logistik, perbedaan preferensi makanan, dan regulasi internasional terkait produk halal. Kesimpulannya, gastrodiplomasi terbukti menjadi alat diplomasi publik yang efektif, yang tidak hanya memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan citra internasional Indonesia. Saran yang diajukan adalah perlunya koordinasi yang lebih baik antara pemangku kepentingan dan peningkatan persiapan logistik untuk memastikan keberhasilan gastrodiplomasi di forum internasional di masa mendatang.

Kata Kunci: Gastrodiplomasi, KTT G20, diplomasi publik, kuliner Indonesia, soft power