Anies Baswedan direkomendasikan oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024. Di tengah antusiasme seluruh pihak dalam kontestasi Pilpres 2024, Zulfan Lindan, yang saat itu merupakan politikus dan juga Ketua DPP Partai Nasdem, menyatakan bahwa Anies Baswedan adalah antitesis Presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut mengundang berbagai macam reaksi, termasuk reaksi para media. Penelitian ini menganalisis fenomena ‘Anies adalah Antitesis Presiden Jokowi’ dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, teori dan konsep komunikasi politik, ideologi media, media online, agenda setting, dan analisis framing miliki Robert N. Entman. Hasil analisis menunjukkan bahwa media online kompas.com dan detik.com memiliki agenda-nya masing-masing dalam memberitakan fenomena tersebut. Pemberitaan dalam kompas.com lebih memberitakan bahwa Anies Baswedan bukan antitesis dari Presiden Jokowi dan lebih condong netral. Sedangkan pemberitaan dalam detik.com memberitakan bahwa Anies Baswedan adalah antitesis dari Presiden Jokowi. Hal ini berdampak pada konstruksi pemberitaan dari sosok Anies Baswedan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kompas.com mengonstruksikan Anies Baswedan sebagai sosok yang bukan antitesis Presiden Jokowi, sedangkan detik.com mengonstruksikan Anies Baswedan sebagai sosok yang antitesis Presiden Jokowi.

komunikasi politik, ideologi media, media online, agenda setting, analisis framing, konstruksi pemberitaan, anies baswedan, antitesis