Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis film dokumenter Seaspiracy dalam konteks mendukung pencapaian Sustainable Development Goals poin 14, yaitu "Kehidupan di Bawah Air." Film ini secara mendalam mengungkap dampak negatif industri perikanan global terhadap ekosistem laut, dengan menyoroti isu-isu kritis seperti penangkapan ikan berlebihan, perburuan satwa laut yang terancam punah, dan pencemaran laut akibat limbah plastik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis Dramatisme Pentad oleh Burke, yang mengevaluasi lima elemen utama, yaitu Tindakan, Adegan, Pelaku, Agensi, dan Tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seaspiracy berhasil mengungkap berbagai praktik eksploitasi manusia yang merusak ekosistem laut secara besar-besaran dan menunjukkan dukungannya terhadap target-target SDGs poin 14. Selain itu, film ini sejalan dengan prinsip green theory yang berfokus pada keberlanjutan ekologis, seperti pengurangan polusi laut dan perlindungan nelayan skala kecil. Oleh karena itu, Seaspiracy dianggap berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik dan secara aktif mendorong perubahan kebijakan yang lebih berkelanjutan untuk melindungi kehidupan laut.

Seaspiracy, Sustainable Development Goals poin 14, Dramatisme Pentad, Teori Hijau.