Saat ini di negara Indonesia banyak sekali diskriminasi pengecualian dan ketimpangan hak terhadap anak berkebutuhan khusus sebab cara bertumbuh dan berkembang mereka berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Pentingnya peran orang tua dalam menerima dan mengasuh anak berkebutuhan khusus menjadi pendorong dan penentu pengembangan anak dalam menerima hak yang sama. Penelitian berjudul “Simbolisme Inklusi Dalam Film Tegar Karya Anggi Frisca Sebagai Kampanye Leave No One Behind: Analisis Semiotika Model Christian Metz” bertujuan untuk meneliti isu inklusi dalam Leave No One Behind. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori semiotika Christian Metz melalui The Large Syntagmatic Category. Hasil penelitian ini menemukan 22 scene yang terdapat makna tanda inklusi dalam aspek sosialisasi, edukasi, dan publikasi dan menunjukkan dari 22 scene yang diteliti terdapat 7 dari 8 tipe sintagmatik The Large Syntagmatic Category, yaitu autonomous shot (shot otonom), parallel syntagma (sintagma paralel), bracket syntagma (sintagma kurung), alternate syntagma (sintagma alternatif), descriptive syntagma (sintagma deskriptif), scene (adegan), dan episodic sequence (episode sekuen). Makna tanda inklusi yang ditemukan dalam film Tegar Karya Anggi Frisca yaitu berupa inklusi dari perilaku dan perkataan secara langsung ataupun tidak secara langsung oleh orang lain maupun diri sendiri, baik dalam aspek sosialisasi, edukasi, dan publikasi pada anak berkebutuhan khusus.

Kata Kunci: film, leave no one behind, pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus, difable not disabled, semiotika, Christian Metz