PT. Bima Sakti Mutiara yang saat ini sudah berganti nama menjadi PT. Bima Sakti Bahari (BSB) pernah diterpa isu mengenai ‘bagi-bagi’ jatah ekspor lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dimana Menteri KKP saat itu, Edhy Prabowo ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK pada Rabu 25 November 2020 dini hari. Pada OTT tersebut, KPK menangkap 17 orang di Bandara Soekarno-Hatta yang diantaranya adalah Menteri KKP Edhy Prabowo beserta istri dan juga pejabat KKP dan beberapa pihak swasta. Dengan terjadinya penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK karena kasus tindak pidana korupsi untuk penetapan izin ekspor benih lobster atau benur, maka tersebar kabar bahwa BSB melakukan praktik politik dan penyuapan kepada Edhy Prabowo selaku Menteri KKP.Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pelaksanaan strategi public relations dalam mengatasi krisis pada kasus izin ekspor benur di PT. Bima Sakti Bahari tahun 2020, mengetahui hambatan dalam pelaksanaan strategi public relations dalam mengatasi krisis di PT. Bima Sakti Bahari, serta solusi yang diambil dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi public relations. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara kepada narasumber baik internal maupun eksternal. Fokus penelitian didasarkan pada proses public relations yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center berupa Fact Finding, Planning, Communicating dan Evaluation. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa BSB melakukan konferensi pers kepada media, diskusi dengan pemerintah, memenuhi panggilan KPK, menghadiri acara podcast serta menjaga hubungan dengan klien. Kesimpulannya bahwa BSB sudah melaksanakan peran public relations dalam krisis.

Kata Kunci: Manajemen Strategi, Public Relations, Manajemen Krisis.