Indonesia berpotensi menjadi Poros Maritim Dunia (PMD) karena merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki bukti sejarah sebagai negara maritim. Adanya kebutuhan dana untuk proyek agenda PMD, Indonesia bekerja sama dengan Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok yang juga merupakan program maritim ambisius china. Namun perubahan geopolitik yang tidak dapat diprediksi menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai kepentingan PMD, Sehingga dalam hal ini melalui agenda PMD diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana indonesia berupaya berkontribusi pada perdamaian dunia dengan memainkan peran sebagai middle power lewat menciptakan interaksi berbasis aturan mengedepankan sentralitas ASEAN guna menghadapi BRI. Teori naratif strategis, yang dibagi menjadi tiga tingkatan: narasi sistem, narasi identitas, dan narasi kebijakan, berfungsi sebagai landasan kerangka teori studi ini. Selanjutnya dilakukan tahap proyeksi, dan penerimaan untuk memahami PMD sebagai narasi strategis indonesia menghadapi BRI. Untuk menciptakan penjelasan yang menyeluruh dan analitis, penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif-deskriptif. Jelas bahwa PMD sebagai narasi strategis Indonesia menghadapi BRI dilakukan melalui pernyataan-pernyataan aktor negara, berupaya mengajak BRI dalam kerja sama AOIP yang diinisiasikan Indonesia dengan berlandaskan kebijakan politik luar negeri berdasarkan kepentingan PMD.

Kata kunci: Poros Maritim Dunia (PMD), Belt and Road Initiative (BRI), Narasi Strategis