Di dunia bisnis yang kompetitif, membangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen menjadi krusial bagi keberhasilan sebuah merek. Namun, ketika sebuah merek terkait dengan stigma negatif akibat peristiwa masa lalu, langkah strategis yang diperlukan adalah mengukuhkan kembali kepercayaan konsumen menjadi semakin kompleks. Dalam konteks properti, strategi rebranding telah menjadi pendekatan yang relevan untuk mengatasi stigma negatif dan memperoleh kembali kepercayaan konsumen. Studi ini berfokus pada implementasi strategi rebranding, brand communication dan brand trust dalam konteks properti. Dengan menganalisis studi kasus Antasari Place, penelitian ini menganalisis bagaimana upaya rebranding berhasil mengubah persepsi negatif yang terkait dengan tantangan masa lalu proyek. Melalui metode kualitatif dan paradigma konstruktivisme, data dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses rebranding dilakukan untuk membangun kembali kepercayaan konsumen dengan mengadopsi strategi yang komprehensif, termasuk adanya tahapan pre-analysing sebelum triggering, analyzing and decision making, planning, preparing, launching, evaluating, dan continuing. Penelitian ini juga menemukan suatu model yang menunjukkan bahwa indikator strategi rebranding dan brand communication saling terkait untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Selain itu pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan, brand communication yang efektif, dan penanganan isu negatif untuk meningkatkan keberhasilan upaya rebranding.

Kata kunci: rebranding, komunikasi merek, kepercayaan merek, kepercayaan konsumen, properti