Asal-usul TTS bermula di Italia pada 1890. Seorang koresponden kota bernama Giuseppe Arnoldi merancang permainan kata dengan bentuk vertikal dan horizontal namun tanpa kotak hitam dan berjumlah empat kotak. 20 tahun kemudian TTS dengan format yang kita kenal sekarang mulai diperkenalkan oleh seorang jurnalis asal Liverpool bernama Arthur Wayne. Buku kumpulan TTS pertama terbit pada tahun 1924 yang diterbitkan oleh Simon and Schuster. Buku tersebut laris dan TTS menjadi salah satu benda terpopuler pada tahun 1924.
TTS atau Teka-Teki Silang adalah suatu permainan kata yang biasanya berbentuk serangkaian ruang-ruang kosong berbentuk kotak, ada yang berwarna hitam dan putih. Tujuan dari TTS ini adalah untuk mengisi kotak-kotak dengan huruf, yang membentuk kata ataupun frasa tertentu, dengan menyelesaikan petunjuk yang mengarah ke jawaban tertentu. TTS mulai populer di Indonesia di era 1970 an dengan dimuat di berbagai koran dan majalah. Para pembaca harus menjawab semua soal dan mengirimkannya ke alamat redaksi, yang beruntung akan mendapatkan hadiah baik itu uang tunai atau hadiah lainnya. Para penikmat buku TTS ini berasal dari berbagai kalangan dan tak peduli kasta sosial.


Sinopsis
Di era digital sekarang, TTS tak hanya ada di lembar koran atau buku. Kini telah hadir KOMPAS TTS, aplikasi mobile game yang dapat diunduh dan dimainkan di smartphone berplatform Android, iOS, dan Windows Phone.

Di mata seorang desainer mode, corak ragam TTS pun dapat men­jadi sumber inspirasi dan ide bis­nis. Dari sana, tercipta ber­bagai macam produk fashion dan mer­chandise, mulai dari piyama, se­patu, tas, syal, anting, payung, hing­ga buku.

Menurut Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, kesuksesan bisa dianalogikan dengan mengerjakan Teka Teki Silang. Untuk menemukan jawaban sebuah pertanyaan yang sulit, perlu penelusuran dengan mencoba masuk lewat banyak pintu. Dengan cara demikian, sesulit apapun persoalan yang dihadapi, jalan keluarnya pasti akan ditemukan.

TTS bukan urusan sepele. Prof. Rhenald Kasali tertarik membuat konsep pengajaran lewat TTS. Tujuannya, untuk mengasah metakognisi indi­vidu, yakni kecerdasan untuk menggunakan kecerdasan.