Program Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan program yang dikoordinasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan tingkat literasi di Indonesia. Namun, Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) dimensi budaya literasi sebagai parameter kesuksesan program GLN belum mencapai target yang ditetapkan. Demi menyukseskan program GLN, maka dibutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan melalui sosialisasi yang dilaksanakan humas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran humas yang dijalankan oleh fungsi KKLP Badan Bahasa dalam mensosialisasikan program GLN serta mengetahui hambatan yang dihadapi dalam sosialisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer berupa wawancara. Penelitian ini menggunakan konsep peran humas oleh Dozier dan Broom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KKLP Badan Bahasa telah menjalankan tiga dari empat elemen peran humas yaitu penasihat ahli, fasilitator komunikasi, dan teknisi komunikasi. Keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, serta prosedur menaikkan publikasi yang cukup panjang menjadi hambatan yang dihadapi oleh KKLP Badan Bahasa dalam mensosialisasikan program Gerakan Literasi Nasional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tinjauan bagi KKLP Badan Bahasa kedepannya dalam menjalankan peran humas untuk mensosialisasikan program GLN.