Fesyen termasuk ke dalam industri ekonomi kreatif (ekraf) yang semakin berkembang setiap tahunnya di Indonesia. Di sisi lain, industri fesyen menempati urutan ke-4 sebagai penghasil polutan terbesar di dunia. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh produksi material, penggunaan produk, dan proses pewarnaan yang didominasi oleh praktik fast fashion, sehingga menimbulkan keadaan darurat lingkungan. Industri fesyen kemudian perlahan mengubah bisnisnya menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kesadaran dan tuntutan masyarakat Indonesia mengenai isu keberlanjutan sudah mulai tercipta, namun tergolong rendah sehingga perubahan perilaku masyarakat ke arah sustainability belum tertanam. Dalam upaya memudahkan masyarakat untuk menerapkan sustainable fashion, industri fesyen terus mengembangkan inovasi alternatif baru salah satunya dengan menyewa pakaian melalui platform rental baju. Rentique Indonesia sebagai platform rental baju hadir agar konsumen dapat berkontribusi mengurangi dampak buruk lingkungan akibat pembelian pakaian baru secara terus menerus. Rentique juga memiliki program inisiatif lingkungan, yakni Rentique Impact untuk mengedukasi masyarakat mengenai isu sustainable fashion dan pemberdayaan wanita melalui akun Instagram @RentiqueImpact. Perancang karya melihat bahwa akun Instagram tersebut tidak aktif sejak Juli 2021 sehingga visi dan misi tersebut belum terlaksana sepenuhnya. Oleh karena itu, pembuatan karya ini diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat di Jakarta terhadap sustainable fashion dengan menerapkan Nine Steps of Strategic Planning dari Ronald D. Smith melalui kampanye Public Relations digital “Refashioning” yang akan diselenggarakan pada Januari 2023 hingga Maret 2023.