Bank Syariah Indonesia merupakan merupakan bank hasil merger dari 3 (tiga) bank syariah di Indonesia, antara lain Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah. Sebagai perusahaan hasil merger dengan latarbelakang budaya kerja yang berbeda,visi dan misi perusahaan yang berbeda, serta perbedaan-perbedaaan lainnya mempengaruhi cara berkomunikasi antar pegawai. Perbedaan cara berkomunikasi tersebut menyebabkan munculnya masalah dalam komunikasi antar pegawai. Permasalahan komunikasi tersebut telah memunculkan beragam isu yang dapat menyebabkan krisis pada perusahaan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada pegawai Bank Syariah Indonesia yang berada di kantor Area Jakarta Rawamangun. Dalam penelitian ini, menggunakan konsep manajemen isu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu dominan yang dihadapi oleh BSI Area Rawamangun terkait dengan isu ketidakharmonisan antar pegawai. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan ego dan perbedaan budaya kerja dari masing-masing legacy bank. Penanganan isu yang dilakukan menggunakan program-program komunikasi internal yang relevan sehingga isu dapat ditangani dengan baik dan tidak berkembang menjadi krisis.