Penelitian ini membahas tentang Strategi Komunikasi yang dilakukan PR Folkaland untuk menyampaikan pesan pada program kampanye #sekotakcinta yang dibuat oleh Folkaland untuk membantu para penggiat lokal agar mendapatkan exposure (awareness) di masa pandemi COVID-19 agar bisnisnya tetap bisa berjalan dengan baik. Folkaland ingin menjadi perpanjangan tangan antara pihak penggiat lokal dan Influencer, untuk bisa bertemu dan membantu satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi PR Folkaland dalam menyampaikan pesan agar terciptanya awareness akan produk lokal yang bekerja sama dengan Folkaland serta mengetahui hambatan dan cara mengatasinya. Teori utama yang digunakan untuk penelitian ini adalah Teori pesan komunikasi dan menggunakan model komunikasi AIDDA. Metodologi yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Wawancara mendalam dilakukan dengan beberapa narasumber internal dan eksternal guna memperoleh data primer penelitian, studi pustaka juga digunakan untuk melengkapi data yang ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa pihak Folkaland sudah menyampaikan pesan sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Cutlip, Center dan Broom dalam teori 7C’s Cutlip mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh Folkaland. Penggunaan media sosial khususnya Instagram merupakan media yang paling efektif pada program kampanye #sekotakcinta ini sehingga suatu brand lokal dapat mendapatkan awareness dari audiensnya influencer yang bekerjasama dengan Folkaland, tetapi dalam berjalannya program kampanye #sekotakcinta ini juga terdapat hambatan yang dihadapi oleh pihak Folkaland.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Teori Pesan, 7C’s Cutlip, Center dan Broom, Kampanye #sekotakcinta, Awareness.