Menyebarnya virus COVID-19 di dunia pada awal tahun 2020 mengejutkan banyak pihak. COVID-19 menyebar dengan sangat cepat, menginfeksi jutaan orang, dan menyebabkan gangguan ekonomi pada skala yang tidak diperkirakan sebelumnya. Dampak ekonomi ini tentunya dirasakan oleh daerah-daerah di Indonesia, salah satunya Provinsi Bali. Provinsi Bali yang pendapatan perekonomiannya bergantung pada sektor pariwisata harus merasakan kerugian besar akibat larangan masuknya wisatawan lokal maupun mancanegara akibat pandemi COVID-19. Berbagai kebijakan telah diambil sesuai dengan kondisi yang ada. Salah satunya adalah melakukan sosialisasi penanganan COVID-19. Pada penulisan ini, penulis menganalisis sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dalam penanganan COVID-19 melalui Hubungan Masyarakatnya, demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Sosialisasi yang dilakukan ini sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran COVID-19 sehingga dapat memulihkan kembali sektor pariwisata Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana data primer diperoleh melalui wawancara dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Pembahasan strategi komunikasi ini dilakukan dengan menganalisa teori model komunikasi Lasswell yang menjawab pertanyaan dari “Who? Says What? In which Channel? To Whom? With What Effect?” dan difusi inovasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Miles & Hubberman dan triangulasi sumber digunakan sebagai teknik pemeriksaan kepercayaan.

Kata Kunci : COVID-19, Sosialisasi, Denpasar, Humas