Record Detail
Advanced SearchText
Representasi Beauty Privilege Dalam Film A Little Thing Called Love
Beauty privilege adalah standar kecantikan yang menciptakan peluang bagi orang-orang tertentu yang tidak bisa didapatkan sebagian orang. Seseorang yang memiliki paras cantik, lebih mudah diterima masyarakat dan dilihat sebagai orang yang memiliki banyak prestasi. Orang- orang yang dianggap menarik adalah yang sesuai dengan standar kecantikan. Masyarakat menganggap orang cantik itu berkulit putih, tubuh langsing, dan rambut lurus. Media massa dapat digunakan untuk menyampaikan pesan beauty privilege kepada khalayak luas, salah satunya melalui film. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan kajian terhadap film A Little Thing Called Love untuk menganalisis unsur beauty privilege. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretatif dengan teknik analisis semiotika John Fiske yang meneliti level realitas, level representasi, dan level ideologi yang terdapat pada setiap adegan yang menggambarkan unsur beauty privilege. Pada akhir penelitian, dapat disimpulkan bahwa film A Little Thing Called Love merepresentasikan beauty privilege dan menyampaikan pesan bahwa realita orang yang masuk ke dalam standar kecantikan dapat diterima masyarakat dan mendapatkan kemudahan dengan baik dalam kehidupan sosial dan kesuksesan.
Kata Kunci: Representasi, Beauty Privilege, A Little Thing Called Love, Semiotika, John Fiske.
Availability
S101030SP | S1.PR.026.21 | Hanya Tersedia Softcopy. | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
S1.PR.026.21
|
Publisher | LSPR : Jakarta., 2021 |
Collation |
-
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
NONE
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available