Dalam jurnal Lancet Child & Adolescent Health yang dipublikasikan tahun 2018(Anggraini, 2018), para ilmuwan memperpanjang rentang usia remaja yakni mulai usia 10 sampai dengan 24 tahun. Menurut Soetjiningsih (2004), remaja akan dihadapkan oleh dua tugas utama, yaitu mencapai ukuran kebebasan dan kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas untuk tercapainya integritas diri dan kematangan pribadi. Fenomena di kalangan remaja yang terjadi belakangan ini adalah munculnya tantangan tidak sehat yang diikuti oleh anak remaja dan tidak jarang menyakiti dirinya sendiri demi ketenaran semata di dunia maya (Yusuf,2018). Selain itu, ada juga tren Finstagram atau second account di kalangan remaja yang menurut Psikolog Elizabeth Santoso (Moriand, 2018) merupakan indikasi adanya dua kepribadian dan dapat berujung pada depresi. Fenomena ini terjadi dikarenakan rendahnya rasa penerimaan diri di kalangan remaja. Penerimaan diri menurut Chaplin adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas, dan bakat-bakat diri sendiri, dan pengakuan atas kertebatasan-keterbatasan diri. Berdasarkan fenomena ini pembuat karya bersama Into The Light Indonesia membuat sebuah kampanye yang mengangkat isu penerimaan diri di kalangan remaja dan diberikan tajuk #AbsoluteMe. Hal ini sesuai dengan salah satu kegiatan Public Relations yaitu mengkampanyekan masalah kemasyarakatan. Kampanye “#AbsoluteMe” menggunakan 6 langkah POSTAR menurut Goldsworthy & Morris yang terdiri dari Positioning, Objective, Strategy, Tactics, Administration, and Results. Dengan adanya pelaksanaan kampanye ini diharapkan dapat tercapainya tujuan yaitu meningkatkan penerimaan diri di kalangan remaja.
Kata kunci : Kampanye, Public Relations, Penerimaan Diri