Perangsaudara yang terjadi di Somalia bermulasaat Siad Barre turun dari jabatannya selaku presiden Somalia pada tahun 1991. Sejak saat itu, berbagai pertikaian bermunculan antara berbagai kelompok pemberontak terhadap pemerintah Somalia. Perang saudara di Somalia termasuk pada kejahatan perang dan kemanusiaan yang mana pemerintah didalamnya tidak mampu melindungi rakyatnya dari kejahatan tersebut. Apabila merujuk pada norma internasional Responsibility to Protect(R2P), maka dalam kasus tersebut komunitas internasional berhakturun tangan untuk mengatasinya. Dalam penelitian ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) lah selaku komunitas internasional yang berusaha mengimplementasikan normaR2P dalam usahanya mengakhiriperang saudara yang terjadi di Somalia. Tujuan penelitian inimengungkap bentuk implementasi norma R2P olehkomunitas internasional dalam penyelesaian perang saudara di Somaliaserta mengidentifikasi efek dari implementasi tersebut terhadap penyelesaian perang saudara di Somalia.Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis dokumen dengan pendekatan kualitatif deskriptifyang dianalisis menggunakan teori preventive diplomacyserta konsepR2P.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa PBB telah berhasil mengimplementasi bentuk tanggung jawab yang dimulai dengan pencegahan melalui pelaksanaan operasi perdamaian, yang disusuldengantanggung jawab bereaksi dengan menugaskan Uni Afrika melaksanakan misi penjaga perdamaian yang didukung penuh oleh PBB serta tanggung jawab pemulihan dengan membangkitkan mata pencahariandanlapangan kerja, rehabilitasi infrastruktur serta meningkatkan kapasitaslembaga nasional. Meskipun pemenuhan tanggung jawab tersebut belum mampu menyelesaikan perang saudara di Somalia namun terdapat efek yang ditimbulkan seperti melemahnya kekuatan kelompok Al-Shabaab, pemerintah berhasil melaksanakan pemilihan parlemen dan presiden serta tanggung jawab keamanan akan di serahkan sepenuhnya pada pasukan keamanan nasional.
Kata kunci :Responsibility to Protect, PBB, Perang Saudara Somalia