Menurut data yang dilansir pada website KEMENKO PMK pada bulan Juni 2023, penyandang disabilitas di Indonesia memiliki jumlah sekitar 8,5% dari jumlah penduduk Indonesia atau mencapai 22,97 juta jiwa yangsebagian besar berada di kelompok usia lanjut dan masih terdapat penyandang disabilitas yang menghadapi banyak tantangan dalam sehari-harinya dan membutuhkan perjuangan yang cukup sulit seperti kurangnya aksesibilitas mereka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, teknologi, dan informasi, serta stigma sosial dan diskriminasi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui makna perjuangan penyadang disabilitas dalam Film Dunia Tanpa Suara, yang memiliki fokus pada isu stigma sosial dan diskriminasi. Metode penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif semiotika yang menggunakan teori John Fiske, yang mencakup tiga tingkatan; realitas, representasi, dan ideologi. Teknik pengumpulan data didapatkan dari observasi dan dokumentasi pada Film Dunia Tanpa Suara dan studi pustaka. Analisis dilakukan dari 8 adegan yang menunjukkan makna perjuangan penyandang disabilitas. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penelitian tentang representasi disabilitas dalam media dan membantu mengembangkan wacana inklusi sosial yanglebih luas. Hasil penelitian ini menunjukkan peran Arissa yang menunjukkan dirinya sebagai seorang penulis novel sekaligus kreator konten, serta harus diskriminasi baik dari keluarga maupun lingkungan luar.

Kata Kunci:Perjuangan, Penyandang Disabilitas, Semiotika, Stigma Sosial, Diskriminasi