Komunikasi pemasaran yang tidak konsisten dapat menyebabkan kebingungan di benak konsumen, melemahkan citra merek, dan mengurangi efektivitas kampanye pemasaran secara keseluruhan, terlebih dalam konteks sebuah destinasi wisata yang persaingannya kini semakin ketat. Keboen Djati Diri, yang terletak di Kabupaten Tangerang, merupakan sebuah destinasi wisata buatan yang mengusung konsep kebun jati. Tempat ini mulai dikenal luas sejak kemunculannya di media sosial pada tahun 2018. Dalam perjalanannya, Keboen Djati Diri menghadapi tantangan serius berupa peningkatan jumlah kompetitor dengan konsep destinasi wisata di wilayah Tangerang, sehingga menuntut adanya strategi pemilihan saluran promosi yang tepat agar tetap mampu menarik minat pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi promotion mix yang dilakukan oleh Keboen Djati Diri sebagai sebuah destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan analisis berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix) 7P yang mencakup product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence, serta bauran promosi (promotion mix) oleh Kotler, yaitu advertising, sales promotion, public relations, dan personal selling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keboen Djati Diri cenderung mengandalkan media sosial sebagai kanal utama untuk membangun komunikasi dengan audiens, namun belum memaksimalkan elemen promosi lainnya seperti personal selling dan sales promotion. Integrasi dan konsistensi dalam penyampaian pesan perlu ditingkatkan, sehingga pemanfaatan elemen 7P dan promotion mix secara menyeluruh dapat meningkatkan daya saing destinasi ini.

Kata Kunci: Promotion Mix, Marketing Mix, Wisata