Sebagai salah satu negara yang berkomitmen pada agenda transisi energi melalui Paris Agreement, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti rendahnya kesadaran publik dan kebijakan energi bersih yang belum optimal. Diplomasi energi menjadi salah satu instrumen untuk mendorong percepatan transisi energi, salah satunya diwujudkan melalui proyek CASE (Clean, Affordable, and Secure Energy) for SEA (Southeast Asia) yang merupakan proyek kerja sama Indonesia dan Jerman berupa hibah berbasis aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan diplomasi energi dalam membangun kesadaran publik dan advokasi kebijakan energi bersih di Indonesia melalui proyek CASE SEA. Menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus, dan paradigma konstruktivisme, data didapatkan melalui wawancara mendalam dengan aktor-aktor utama yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek CASE SEA mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya transisi energi, serta berkontribusi dalam penyusunan kebijakan energi jangka panjang nasional, meskipun masih banyak dihadapkan pada tantangan seperti pesimisme dari sebagian masyarakat, dinamika politik nasional yang kompleks, dan ketidaksinkronan antar lembaga pemangku kebijakan. Penelitian ini menegaskan bahwa diplomasi energi yang kolaboratif merupakan faktor penting dalam mempercepat transisi energi. Penguatan mekanisme diplomasi energi dalam proyek-proyek serupa di masa mendatang menjadi salah satu urgensi untuk memastikan keberlanjutan agenda transisi energi di Indonesia.

Kata Kunci:Diplomasi Energi, Transisi Energi, CASE SEA, Komunikasi Lingkungan, Advokasi Kebijakan