Penelitian ini dilatarbelakangi karena meningkatnya dinamika geopolitik di Indo-Pasifik dan relevansi Perjanjian Luar Angkasa 1967 yang menekankan penggunaan ruang angkasa dengan tujuan damai, serta peran BRIN pasca-integrasi LAPAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tantangan dan strategi Indonesia dalam diplomasi luar angkasa di kawasan Indo-Pasifik. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur dengan narasumber dari BRIN dan studi literatur. Analisis data meliputi reduksi, display, dan verifikasi serta kredibilitas diuji dengan triangulasi sumber. Tantangan yang ada meliputi kompleksitas internal BRIN pasca-integrasi LAPAN, kualitas SDM antariksa yang masih rendah, keterbatasan kemandirian, dan dinamika geopolitik/persaingan negara spacefaring di Indo-Pasifik. Strategi yang dilakukan Indonesia mencakup kebijakan bebas aktif sebagai mediator netral di forum internasional (UN COPUOS), partisipasi aktif dalam forum internasional (UN COPUOS, APT), kerja sama regional (India, Jepang, Tiongkok), dan pengembangan infrastruktur (Biak, dan Timau). Kesimpulan, Indonesia berpotensi besar dalam diplomasi luar angkasa di Indo-Pasifik, namun perlu peningkatan dalam kualitas SDM, penataan strategi, dan evaluasi integrasi BRIN untuk menghadapi tantangan – tantangan mendatang.
Kata Kunci:Diplomasi Luar Angkasa, Kawasan Indo-Pasifik, Perjanjian Luar Angkasa 1967, BRIN