Penelitian ini menganalisis bagaimana penerapan diplomasi olahraga Indonesia melalui FIFA U-17 World Cup 2023 untuk memperbaiki citra negara. Menurut Stuart Murray, diplomasi olahraga adalah representasi aktor negara maupun non-negara melalui kegiatan olahraga untuk membangun hubungan internasional, menyampaikan pesan politik dan budaya, serta membentuk citra positif. Sementara itu, citra negara menurut Simon Anholt terbentuk melalui strategi, substansi, dan tindakan simbolik yang menciptakan persepsi global terhadap identitas dan reputasi suatu negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi literatur dari buku, artikel jurnal, situs web, dan dokumen resmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diplomasi olahraga Indonesia melalui FIFA U-17 World Cup 2023 memenuhi empat alasan utama menurut Stuart Murray, yaitu inovatif melalui lobi proaktif dan promosi modern, selaras dengan diplomasi publik, praktis melalui dukungan pemerintah dan kemudahan layanan, serta universal dalam jangkauannya. Sementara itu, proses peningkatan citra negara dianalisis melalui tiga cara menurut Simon Anholt, yaitu strategi pasca-Tragedi Kanjuruhan dan pembatalan FIFA U-20 World Cup 2023 yang terintegrasi dengan visi jangka panjang dan evaluasi penyelenggaraan, implementasi substansi kebijakan dan infrastruktur berstandar internasional, serta tindakan simbolik dalam output visual, audio, dan emosional.
Kata Kunci:Diplomasi Olahraga, Citra Negara, FIFA U-17 World Cup 2023, Indonesia