Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi internasional antara Indonesia dan Jerman dalam pelaksanaan Green Infrastructure Initiative (GII), serta bagaimana komunikasi tersebut disampaikan dalam forum internasional sebagai bagian dari diplomasi pembangunan berkelanjutan. Konteks kerjasama bilateral yang diperlihatkan dengan donor bantuannya lewat dua institusi, yaitu KfW (Lembaga pembiayaan pembangunan) dan GIZ (lembaga kerjasama teknis), sementara Indonesia diwakili oleh lembaga perencana nasional, Bappenas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, serta menganalisis data melalui metode Miles dan Huberman. Analisis didasarkan pada dua teori utama, yaitu Constricted and Constructed Theory (Foss & Foss) dan Complex Interdependency Theory (Joseph Nye). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi internasional Indonesia-Jerman dalam GII bersifat kolaboratif dan tidak hierarkis, dengan mekanisme komunikasi formal melalui pertemuan bilateral, serta penyampaian capaian proyek di forum-forum internasional seperti World Water Forum dan COP. Selain itu, ditemukan bahwa masing-masing aktor menghadapi pembatas struktural (constricted), namun tetap mampu membentuk agensinya sendiri (constructed) melalui strategi komunikasi yang adaptif. Kerjasama ini juga mencerminkan transformasi hubungan internasional dari pendekatan berbasis kekuatan non-militer menuju diplomasi pembangunan berbasis soft power. GII menjadi model hubungan antarpemerintah yang mendukung tujuan pembangunan hijau dan komitmen terhadap isu perubahan iklim global.
Kata kunci: Komunikasi Internasional, Inisiatif Infrastruktur Hijau, Indonesia-Jerman, Soft power.