Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran International Symposium on Javanese Culture 2024 dalam mendukung promosi diplomasi budaya Jawa. Simposium yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta ini menjadi salah satu platform strategis untuk memperkenalkan nilai, tradisi, dan identitas budaya Jawa kepada komunitas internasional. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan didukung oleh teori diplomasi publik, diplomasi budaya, soft power, dan globalisasi budaya, penelitian ini mengevaluasi bagaimana simposium mampu membangun persepsi positif tentang budaya Jawa serta memperluas daya tarik Indonesia melalui jalur budaya non-politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simposium ini efektif dalam menjalankan fungsi diplomasi budaya, baik melalui pertukaran akademik, pertunjukan seni, maupun keterlibatan pihak internasional. Faktor pendukung utama meliputi pemilihan tema yang relevan, partisipasi global, keterlibatan Kraton Yogyakarta sebagai otoritas budaya, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas jangkauan audiens. Penelitian ini menegaskan bahwa simposium budaya dapat menjadi sarana diplomasi publik yang kuat dalam era globalisasi, di mana budaya lokal tidak hanya dipertahankan, tetapi juga diposisikan sebagai bagian dari dialog dan identitas budaya global.
Kata Kunci: Diplomasi Budaya, soft power, globalisasi budaya