Komunikasi adalah proses terjadinya pertukaran pesan atau informasi yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang tidak tertahan membuat segalanya berkembang dan terasa lebih modern. Salah satu media bertukar informasi melalui sebuah film atau teater. Film atau teater telah digunakan untuk menjadi wadah atau media seseorang untuk menyampaikan suatu cerita dan pesan. Melalui sebuah film atau teater, kita sebagai penonton diajak seolah ikut bermain dalam cerita tersebut. Agar film atau teater tersebut dibuat lebih menarik dan pesannya dapat tesampaikan, banyak unsur-unsur yang mendukung keberhasilan dari film/ teater tersebut. Salah satu nya adalah dari unsur kostum, tata rias, hingga gaya dialog para pemain. Tata rias, berpakaian (kostum), hingga gaya dialog tentu saja disesuaikan dengan jalan cerita dan makna yang nantinya ingin disampaikan kepada penonton. Sebuah film atau teater dapat dikatakan baik dan bagus apabila dapat memenuhi unsur-unsur tersebut. Film atau teater yang adalah proses komunikasi yang berguna untuk menyampaikan pesan, tidak terkecuali isu sosial yang terjadi dewasa ini. Salah satu film yang menceritakan tentang isu sosial adalah film “The Hateful Eight”. Film “The Hateful Eight” ini mengangkat isu sosial yakni kebencian dan keserakahan. Pesan atau makna daripada jalan cerita ini yani mengenai kebencian dan keserakahan ini pun didukung denga baik dari segi tata rias, kostum, hingga gaya dialog para pemainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis Semiotika Ferdinan de Saussure. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana simbolisme kebencian dan keserakahan dalam naratif visual film “The Hateful Eight”.

Kata Kunci : Komunikasi, Film, Teater, Seni, The Hateful Eight,Netflix, Media, Semiotika, Ferdinan de Saussure