Kemunculan virus corona (covid-19) mengejutkan umat manusia di seluruh dunia pada awal tahun 2020, penyebaran yang begitu cepat membuat ratusan ribu manusia terinfeksi dan korban meninggal berjatuhan dalam waktu yang cukup singkat. Diketahui karena adanya pandemi covid-19 ini maka pemerintah Indonesia memustuskan untuk menunda keberangkatan Ibadah Haji selama dua tahun berturut-turut hingga waktu yang belum bisa ditentukan sampai suasana menjadi lebih kondusif. Masalah kesehatan, keselamatan dan keamanan seluruh jamaah haji menjadi pertimbangan besar pemerintah Indonesia khususnya Menteri Agama. Besarnya dampak yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia khususnya para calon jamaah Haji yang keberangkatannya ditunda membuat kejadian ini dapat dikategorikan sebagai suatu krisis terhadap Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan Situational Crisis Communication Theory (SCCT) melalui tahapan strategi respon krisis dan tahapan komunikasi krisis menurut Coombs. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa Kementerian Agama melakukan kegiataan dalam setiap tahapan komunikasi krisis yaitu pre-krisis, krisis dan post krisis, dan melakukan strategi respon terhadap krisis yaitu Strategy Respon Krisis Penolakan (Deny) dan Strategi Respon Krisis Membangun Kembali (Rebuild).

Kata kunci: Komunikasi Krisis, Situational Crisis Communication (SCCT), Pandemi, Kementerian Agama