Record Detail
Advanced SearchComputer File
Sengketa Bahasa di Brussels antara Bahasa Belanda dan Bahasa Prancis yang menghambat Politik Belgia Studi Kasus : Kegagalan Reformasi Konstitusi Tahun 2010
Penelitian ini memiliki fokus utama pada negara Belgia yang memiliki masyarakat bilingual dengan dua mayoritas Bahasa yaitu mayoritas pengguna Bahasa Prancis dan minoritas pengguna Bahasa Belanda, dan wilayah Brussels dengan komunitas internasional menjadikan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantarnya, sementara terdapat perbedaan didalam masyarakat politiknya yang menyebabkan sulitnya berkoalisi dan berkompromi sehingga tidak adanya pemerintah di Belgia pada tahun 2010 selama 541 hari. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan konsep konflik, kontak Bahasa dan bilingualisme. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontak Bahasa yang terjadi pada masayarakat bilingual di Brussels menyebabkan sebuah konflik, namun bersifat non kekerasan. Hal ini dikarenakan konflik berupa sengketa Bahasa tersebut terjadi dalam masayarakat politiknya dan bukan di masyarakat Brussels secara menyeluruh.
Kata Kunci: Bilingualisme, Bahasa Prancis dan Bahasa Belanda, Kontak Bahasa, Konflik, Brussels, Belgia tanpa pemerintahan selama 541 hari,
Availability
S100585SP | S1.IR.034.20 | Hanya Tersedia Softcopy | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
S1.IR.034.20
|
Publisher | LSPR : Jakarta., 2020 |
Collation |
-
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
NONE
|
Content Type |
Pdf
|
Media Type |
computer
|
---|---|
Carrier Type |
unspecified
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available