Korban bencana di Indonesia terjadi karena ketidaktahuan masyarakat dalam mitigasi bencana sehingga tidak semua warga mempunyai kesiapsiagaan ketika menghadapi bencana. Hal tersebut membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia berupaya membangun budaya sadar bencana, salah satunya melalui Instagram @bnpb_indonesia. Pengelolaan media sosial Instagram yang sesuai dibutuhkan agar dapat memaksimalkan upaya membangun budaya sadar bencana sehingga diharapkan dapat menurunkan jumlah korban jiwa akibat bencana setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan media sosial Instagram BNPB Indonesia dalam membangun budaya sadar bencana serta hambatannya. Peneliti menggunakan konsep tahapan pengelolaan media sosial menurut teori The Circular Model of SoMe milik Luttrell (2015), yaitu Share, Optimize, Manage, dan Engage. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan Instagram @bnpb_indonesia dalam membangun budaya sadar bencana sudah menerapkan langkah-langkah pengelolaan media sosial menurut teori The Circular Model of SoMe milik Luttrell (2015). Faktor internal penghambat dalam pengelolaan media sosial Instagram @bnpb_indonesia adalah kekurangan sumber daya manusia dan alokasi anggaran dana yang masih belum memadai. Faktor eksternal penghambat dalam pengelolaan media sosial Instagram BNPB adalah masih banyaknya media yang hanya mengambil sisi buruk ketika bencana terjadi. Penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran pada organisasi untuk meningkatkan pengelolaan media sosial.

Kata kunci: Pengelolaan Media Sosial, Instagram, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Budaya Sadar Bencana