Sustainable Development Goals atau yang disingkat dengan SDGs merupakan 17 tujuan dan 169 target pembangunan yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diadopsi secara global agar dapat dicapai pada tahun 2030 untuk mengatasi isu-isu internasional seperti tantangan lingkungan, ekonomi, sosial, serta budaya. Dalam mengatasi tantangan internasional seperti melindungi dan membantu pemanfaatan keberlanjutan ekosistem darat serta menghentikan dan memberantas keanekaragaman hayati, diperlukan aktor lain seperti Non-Government Organization (NGOs) sebagai pendukung dalam proses pencapaian SDGs. NGOs memainkan berbagai tanggung jawab dan berfungsi sebagai aktor dengan berbagai strategi untuk membawa perubahan, termasuk bertindak sebagai artikulasi dan agregasi dalam memahami suatu masalah dalam kerangka global. Penelitian ini difokuskan pada NGO Cikananga Wildlife Center dalam program “Wildlife Learning Center” yang didedikasikan sebagai konservasi satwa liar di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana program “Wildlife Learning Center” dalam mendukung proses pencapaian SDGs nomor 15 di Indonesia. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara dan data sekunder berupa buku, jurnal dan situs web. Pencapaian yang dilakukan “Cikananga Wildlife Learning Center” dalam mendukung pencapaian SDGs telah sesuai dengan teori konstruktivisme serta konsep Non-Government Organizations, di mana dalam pelaksanaannya, teori konstruktivisme menekankan pada keterlibatan aktor lain selain negara dalam dinamika internasional. Hal tersebut dapat dipahami bagaimana NGO sebagai aktor non-state berkontribusi dalam menyelesaikan masalah dalam isu internasional.

Kata kunci: Cikananga, Konstruktivisme, Actor non-state, NGOs, SDGS, Wildlife learning Center