Yura Yunita, musisi asal Bandung, Indonesia yang merupakan jebolan ajang pencarian bakat dan telah menorehkan banyak prestasi ini mengeluarkan album ketiganya yang berjudul “Tutur Batin”. Salah satu lagu yang tergabung dalam album tersebut dan menuai banyak respons dari masyarakat adalah lagu yang berjudul “Dunia Tipu-tipu”. Lagu yang dirilis pada tanggal 24 Oktober 2021 ini meluncurkan video lirik lagunya terlebih dahulu, kemudian disusul video musiknya pada tanggal 27 Juli 2022. Dalam waktu 3 hari sejak dirilis, lagu dan video musiknya telah musiknya menyentuh hati 3 juta pendengar musik Indonesia, hingga menempati posisi pertama di trending untuk video musik di Youtube. Meski menjadi trending dan mendapat ulasan positif dari berbagai media, namun ada perbedaan makna yang ditangkap oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya polisemi atau perbedaan pemahaman sehingga lagu ini menjadi menarik untuk diteliti. Metode penelitian yang dipakai untuk meneliti makna dari lagu ini adalah kualitatif interpretif yang mengacu pada teori Semiologi dari sudut pandang Roland Barthes. Melihat hasil analisis denotatif, konotatif dan proses pembentukan makna atau mitos oleh pihak dominan berdasarkan tanda-tanda yang ditemukan dari segi narasi lirik dan musik, didapatkan makna bahwa lagu ini adalah ungkapan rasa syukur atas kehadiran sosok yang mampu membuat seseorang merasa aman, nyaman dan diterima saat menjadi dirinya sendiri yang punya kekurangan dan kelebihan.

Kata kunci: Lagu, Dunia Tipu-tipu, Yura Yunita, Semiologi, Roland Barthes