Skripsi ini membahas peran etika internasional dalam menghasilkan standar pendekatan instrumen resolusi konflik sebagai solusi untuk mendapatkan konsensus pada suatu konflik lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan menekankan pada penelitian kasus. Isu reklamasi menjadi salah satu studi konflik lingkungan yang menjadi fokus pembicaraan internasional. Reklamasi merupakan metode yang dapat menggantikan lahan alami dengan menimbun tanah atau pasir. Kerangka pemikiran penelitian berangkat dengan konsep etika lingkungan dalam hubungan internasional, teori komunikasi lingkungan, teori konflik lingkungan dan pendekatan diplomasi lingkungan dalam resolusi konflik. Poin pembasan dalam penelitian meliputi 3 poin. Pertama, skala kasus reklamasi Teluk Jakarta sudah mencapai titik internasional. Isu reklamasi pada kawasan Asia Tenggara telah menjadi kasus lingkungan yang kerap dibicarakan sehingga standar dalam mengelola kegiatan reklamasi diperhatikan oleh etika internasional. Kedua, konflik lingkungan yang terjadi pada kasus reklamasi didukung oleh keterkaitan erat dalam komponen pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga, konflik yang tak kunjung selesai disebabkan oleh minimnya penerapan metode resolusi konflik dimana pihak aktivis lingkungan dan masyarakat terdampak ingin memiliki akses serta partisipasi dalam menentukan kebijakan publik.