Permasalahan HIV masih menjadi isu global yang perlu diatasi semua negara. UNAIDS sebagai organisasi internasional PBB dengan fokus mengatasi masalah HIV/AIDS berjuang untuk mengakhiri kasus HIV di tahun 2030. Salah satu strategi yang dibentuk oleh UNAIDS adalah dengan dibentuknya target 90-90-90 pada tahun 2014 yang bertujuan agar 90% orang yang terinfeksi HIV mengetahui status HIV-nya, 90% dari mereka yang mengetahui status HIV-nya kemudian dapat mengakses perawatan terapi antiretroviral dan 90% orang yang mendapatkan perawatan antiretroviral mengalami penekanan viral load agar tidak dapat menyebarkan virus ke orang tanpa HIV. Program ini memiliki tantangan akses, ketersediaan, dan pemanfaatan layanan tes dan pengobatan HIV terutama karena adanya stigma dan diskriminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan yang mempengaruhi akses, ketersediaan, dan pemanfaatan layanan HIV di Indonesia dilihat dari sisi peran UNAIDS dalam mengatasi isu HIV/AIDS di Indonesia dengan menggunakan teori organisasi internasional oleh Clive Archer. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data-data primer melalui wawancara dan data sekunder berupa buku, jurnal, dan situs web. Penelitian ini mengungkap hambatan-hambatan yang mendorong kegagalan pencapaian target 90-90-90 terutama karena stigma dan diskriminasi dari sisi kontradiksi norma Indonesia dengan universal norma, kurangnya sosialisasi terhadap populasi kunci HIV/AIDS dan peran pemerintah Indonesia dalam hal perlindungan hak populasi kunci HIV/AIDS.