Humas Direktorat Jenderal Pajak memerlukan strategi komunikasi yang tepat, sebab tingkat kesadaran perpajakan masyarakat tergolong rendah dengan tax ratio Indonesia yang hanya mencapai 11,6 % (OECD, 2021). Humas DJP pun melakukan sosialisasi perpajakan bagi generasi Z selaku calon wajib pajak melalui TikTok. Meskipun TikTok @DitjenPajakRI sempat populer, namun kesuksesan tersebut tidak bertahan lama karena TikTok memiliki algoritma rumit dan berbeda yang memengaruhi engagement. Sehingga, penggunaan TikTok untuk sosialisasi perpajakan memerlukan strategi komunikasi khusus. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi Humas DJP dalam menyosialisasikan pengetahuan perpajakan bagi generasi Z melalui TikTok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, paradigma konstruktivisme, teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta menggunakan teori dan konsep 7 Cs of PR Communications dan TikTok Codebook. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Humas DJP telah menerapkan strategi komunikasi dengan cukup baik dengan melakukan strategi komunikasi secara maksimal pada enam unsur, yaitu kredibilitas, isi, saluran, format durasi video, format bahasa lisan, dan konten video. Akan tetapi, masih terdapat delapan unsur yang belum dilakukan maksimal dan dapat diperbaiki oleh Humas DJP. Seperti pada unsur konteks, kejelasan, kontinuitas dan konsistensi, kapabilitas audiens, format subjudul dan teks, format keterangan, format musik, dan jenis video.