Industri hiburan Korea Selatan kini sedang memasuki puncak popularitasnya yang dibuktikan dari banyaknya grup asal Korea Selatan yang merajai tangga musik dunia. SM Entertainment merupakan agensi hiburan Korea Selatan yang berhasil mencetak idol dengan prestasi yang menembus kancah internasional. Meskipun demikian prestasi yang dimiliki tidak cukup untuk menghandang sebuah perusahaan dari sebuah krisis sehingga perusahaan juga harus tetap waspada jika sewaktu-waktu dilanda situasi krisis. Penelitian ini membahas mengenai situasi krisis yang dialami oleh SM Entertainment pada tahun 2021 dimana salah satu dari artis naungan SM Entertainment diterpa rumor gaslighting. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui, menganalisis, serta memahami bagaimana SM Entertainment merespon krisis yang dikaitkan berdasarkan Situational Crisis Communication Theory. Penelitian ini diteliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis yang dialami oleh SM Entertainment tergolong dalam kategori victim cluster dengan menerapkan tipe respon rebuilding strategy dan diminishment strategy. Ditinjau dari konsep emergency life cycle, SM Entertainment baru melewati tiga fase yaitu mitigation, preparedness, dan response. Fase terakhir yaitu recovery belum dilakukan karena krisis masih berjalan hingga sekarang. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada SM Entertainment adalah agar selanjutnya dapat mengambil langkah yang lebih tegas dan transparan dalam memberikan perkembangan kasus.