Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi. Hal ini sekaligus menunjukan tingginya angka usia produktif perempuan atau potensi ibu mengandung yang besar jumlahnya di Indonesia. Dengan adanya peningkatan kebutuhan gizi tambahan bagi ibu hamil, mendorong beberapa perusahaan untuk menciptakan produk khusus bagi ibu hamil guna melengkapi gizi penting yang dibutuhkan seperti asam folat, zat besi, dan kalsium, untuk mencegah resiko pertumbuhan anak di masa yang akan datang. Salah satunya adalah produk susu merek Prenagen, yang merupakan pelopor susu ibu hamil produksi PT Kalbe. Walaupun merek Prenagen telah dikenal masyarakat luas di Indonesia, namun, dengan adanya persaingan dari industri sejenis yang mengalami kenaikan popularitas sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu selama masa hamil, ditambah lagi dengan terjadinya penurunan pertumbuhan penjualan, menunjukan bahwa penting bagi Prenagen untuk tetap mempertahankan brand preference dari target market-nya agar tetap mendominasi industri P&L (pregnancy and lactation) dan juga industri sejenis. Dalam karya non-skripsi ini, agar rencana proyek berhasil dengan cara yang paling efektif dan efisien, tujuh langkah dalam kerangka SOSTAC oleh Smith & Chaffey (2017) akan digunakan untuk membuat perencanaan marketing communication Susu Ibu Hamil dan Menyusui melalui media sosial untuk mempertahankan brand preference. Perencanaannya akan berfokus pada earned, owned, dan paid media yang kemudian dibagi menjadi social media tactical campaign dan social media always on strategy guna memperkuat komunikasi untuk memposisikan Prenagen sebagai brand yang maksimal untuk mendukung keputusan dan memberikan nutrisi terbaik bagi ibu.