Kue dan kukis adalah salah satu makanan penutup yang masuk dalam kategori camilan. Kebiasaan mencamil atau mengonsumsi camilan sudah dilakukan masyarakat Indonesia selama ini. Seperti halnya satu tahun terakhir, camilan menjadi pendamping bagi orang-orang yang bekerja dari rumah atau belajar dari rumah selama masa pandemi COVID-19. Hal inilah yang akhirnya memunculkan peluang bisnis dari makanan penutup, khususnya kue dan kukis. Adanya pangsa pasar yang luas, ditambah dengan mobilitas yang dibatasi, dan tingginya jumlah pengangguran akibat pandemi COVID-19, mendorong munculnya usaha-usaha rumahan yang menjual makanan penutup. Salah satu merek makanan penutup rumahan yang baru muncul di tahun 2020 dan dijalankan secara daring adalah Dellscious. Di tengah ketatnya persaingan usaha kuliner rumahan, Dellscious membutuhkan perencanaan program Integrated Marketing Communication (IMC) melalui digital communication guna meningkatkan brand engagement dan penjualan secara online. Perencanaan ini memanfaatkan momen spesial yang terbagi dalam enam format utama, yakni online and social media marketing, advertising, story telling (public relations), sales promotion, cause related marketing (public relations), dan publicity. Program ini diharapkan dapat memberikan implikasi kepada Dellscious dan masyarakat, khususnya pelanggan Dellscious, serta lingkungan sosial.

Kata Kunci: integrated marketing communication, digital communication, brand engagement, penjualan, makanan penutup.