Pakaian mulanya memiliki fungsi sebagai pembentuk sopan santun dalam bermasyarakat, kini beralih fungsi menjadi pendanda gaya hidup masyarat. Pakaian juga termasuk kedalam bahasa non-verbal dari komunikasi untuk menggambarkan status sosial dari penggunanya. Karena adanya perubahan dan pergeseran nilai akan fesyen hal itu juga berpengaruh pada pergeseran akan nilai kecintaan terhadap fesyen etnis. Perubahan tidak semata-mata terjadi begitu saja, faktor globalisasi tentu bisa mempengaruhi perubahan itu dan fesyen etnis terus di geser oleh fesyen modern. Sejatinya budaya haruslah di jaga, kolaborasi bisa menghasilkan sesuatu yang bisa memiliki nilai lebih. Pembuat karya merencanakan program kampanye “Ku-Milenial” pada brand launching “Pola Lokal” yang dilakukan secara daring, dengan menggunakan teori Stimulus-Respon melalui The Nine Steps of Strategic PR untuk menciptakan kesadaran milenial terhadap budaya Indonesia. Melalui kampanye “Ku-Milenial” sekaligus peluncuran produk Pola Lokal” merupakan salah satu upaya dalam memberikan edukasi akan budaya yang perlu dilestarikan oleh milenial dan dapat mengubah stigma fesyen lokal etnis menjadi fesyen ready to wear.

Kata kunci : Kebudayaan, Fesyen, Kampanye, Globalisasi, Tradisional