Permasalahan sampah Jakarta merupakan salah satu permasalahan kompleks yang belum juga menemukan akhirnya. Namun oleh karena permasalahan sejatinya membuka sebuah peluang baru, maka hal tersebut sekaligus juga yang menjadi alasan di balik terciptanya inovasi Smart Waste Management milik Jangjo Indonesia. Sebuah Start-Up pengelolaan sampah yang berupaya untuk menghubungkan seluruh pihak berkepentingan ke dalam satu ekosistem berkelanjutan. Kendati mengingat bahwa inti permasalahan sampah sesungguhnya terletak pada buruknya praktik komunikasi, maka kini menjadi penting untuk memahami bagaimana Jangjo melakukan proses pendifusian hingga sampai mempengaruhi keputusan pengadopsian oleh adopter, sehingga pada akhirnya dapat memberikan peneguhan terhadap pernyataan resolusi majelis umum PBB. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif guna untuk memperoleh pemahaman secara komprehensif, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam semi berstruktur serta studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya konvensional menjadi pilihan Jangjo dalam melakukan proses pendifusian inovasi, sedangkan alasan utama dibalik keputusan pengadopsian individu nyatanya dipengaruh oleh karena rasa kepedulian dan keterikatan adopter terhadap lingkungan ataupun komunitas tertentu. Walaupun demikian, rasa kepercayaan adopter terhadap keseriusan Jangjo nyatanya mampu menjadi faktor pendukung lain, yang mana hal tersebut pun kemudian diakhiri dengan komitmen seluruh adopter untuk terus mengadopsi inovasi. Maka kendati konsep Start-Up berbasis sosial dan lingkungan ini masih belum juga menemukan kesempurnaan, di saat yang sama Jangjo berhasil memberikan harapan sekaligus peneguhan terkait peran penting kewirausahaan lingkungan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Kata kunci: Permasalahan Sampah Jakarta, Difusi Inovasi, Perusahaan Rintisan, Wirausaha Lingkungan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.